Senin, 10 Desember 2012

antinutrisi dan toksikan pangan



Makanan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar biologis manusia tidak hanya berhenti pada kata enak, lezat dan bergizi saja. Pernahkah terpikir bahwa di balik minuman enak maupun makanan lezat yang kita konsumsi setiap harinya ternyata hanya memberikan kontribusi positif yang rendah atau tidak sama sekali terhadap kesehatan tubuh kita? Atau sudah mengkonsumsi makanan bergizi tetapi ternyata kandungan gizinya menjadi lebih rendah, hilang bahkan menimbulkan sifat toksik bagi tubuh jika dikonsumsi secara bersamaan dengan makanan lain?
Semua jenis pangan diciptakan dengan kandungan gizi yang berbeda satu sama lain sehingga memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.  Selain perlu memilih sebaiknya kita mampu memilah-milah makanan yang tepat untuk kita karena diharapkan makanan yang dikonsumsi tidak menimbulkan efek negatif bagi kita.  Oleh karena itu, perlu diketahui sisi keamanan pangan yang ditinjau dari aspek biokimia dan gizi. Komponen alami dalam bahan pangan pun dapat bersifat anti nutrisi dan toksikan. Apa yang dimaksud dengan komponen antinutrisi dan toksikan? akan saya coba bahas di sini mengenai kedua hal tersebut satu per satu.

{  KOMPONEN ANTINUTRISI
Komponen antinutrisi sendiri merupakan bentuk perlindungan diri thd hama atau serangan dari lingkungannya. Akan tetapi, mempunyai efek negatif bagi manusia yang mengkonsumsinya. Komponen antinutrisi termasuk dalam senyawa komponen non gizi yaitu zat selain zat gizi yang ada dalam bahan makanan, yang tidak dapat dicerna dengan jalur metabolisme biasa di dalam tubuh. Komponen antinutrisi merupakan senyawa alami pangan yang mempunyai aktivitas penghambatan beberapa enzim proteolitik dalam tubuh yang dapat menurunkan ketersediaan hayati (bioavailabilitas) protein. Hal ini disebabkan karena komponen antinutrisi dapat berikatan dengan protein sehingga menyebabkan daya cerna protein tersebut berkurang. Sehingga nilai gizi protein secara biologis tidak selalu berkorelasi positif dengan skor kimia protein yang dihitung berdasarkan kandungan asam-asam amino esensialnya. Inilah yang kemudian mengakibatkan komponen antinutrisi bersifat menurunkan nilai gizi dan menghambat penyerapan zat gizi bahan pangan tersebut maupun bahan pangan lain secara biologis.

Ø       Antitrypsin- antikimotripsin
Senyawa yang mempunyai kemampuan untuk menghambat aktivitas proteolitik enzim protease (tripsin dan kemotripsin). Ditemukan dalam kacang-kacangan dan serealia terutama dalam Kc  kedelai, kc tanah dan kecipir.

Mekanisme dan pengaruh bagi tubuh :
Efek negatif senyawa tersebut juga berhubungan dengan pengaruh antitrypsin terhadap zat yang mengatur   mekanisme aktivitas pancreas yaitu hormone kolesistokinin. Kolesistokinin/CCK yang dihasilkan usus halus berfungsi untuk merangsang aktivitas pancreas dalam menghasilkan getah pancreas yang mengandung air, bikarbonat dan enzim yang sangat berguna untuk mengolah karbohidrat, protein, dan lemak. Enzim yang dihasilkan pancreas antara lain :
1)  Enzim amilase atau amylopsin berfungsi untuk mengubah karbohidrat (zat tepung) menjadi gula-gula sederhana seperti maltosa.
2)   Enzim lipase berperan dalam mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
3)  Enzim tripsin untuk mencerna protein. Mengubah protein menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti pepton dan asam amino.
4)   Natrium bikarbonat menciptakan suasa basa yang mengaktifkan enzim-enzim.
Reaksi enzim proteolitik dengan senyawa antitripsin akan membentuk kompleks tripsin-inhibitor yang menyebabkan enzim proteolitik kehilangan kemampuan memecah protein dan menyebabkan daya cerna protein akan menurun. Selain itu, pelepasan CCK dari mukosa usus secara otomatis dipengaruhi jumlah oleh enzim tripsin bebas. Penurunan jumlah tripsin bebas dalam usus sebagai akibat adanya reaksi dengan senyawa antitripsin akan merangsang aktivitas pankreas untuk memproduksi enzim dalam jumlah yang lebih banyak. Sebagai manifestasinya maka akan terjadi hipertrofi (pembesaran) pancreas menghambat pertumbuhan, menurunkan absorpsi energi dan lemak, mengurangi daya cerna protein, menstimulir sekresi enzim yang berlebihan dari pankreas dan mengurangi ketersediaan asam-asam amino, vitamin dan mineral.
Semua efek negative yang muncul  tersebut lebih banyak ditunjukkan pada pengujian terhadap hewan percobaan sedangkan pengaruhnya terhadap manusia belum tampak jelas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim tripsin manusia hanya sedikit dihambat oleh antitripsin kedelai dibandingkan dengan enzim tripsin yang berasal dari sapi karena terdapat hubungan yang erat antara terjadinya hipertrofi pankreas dan berat pankreas relatif terhadap persentasi berat tubuh. Pada spesies yang mempunyai berat pankreas >0.3% berat tubuhnya, antitripsin akan menyebabkan pembesaran pankreas. Sedangkan pankreas manusia <0.3% berat tubuhnya, sehingga tidak akan menyebabkan pembesaran pankreas.
Walaupun efek negative  antitrypsin- antikimotripsin pada manusia tidak tampak jelas, bahan pangan yang mengandung kedua senyawa antinutrisi tersebut harus tetap diperhatikan penanganannya sebelum dikonsumsi.

Penanganan / cara penghilangan :
pemasakan dengan pemanasan sempurna untuk destruksi dan denaturasi protein  yang bertujuan untuk inaktivasi antitripsin.

Ø  Hemaglutinin
Hemaglutinin (fitohemaglutin; lektin) merupakan glikoprotein yang juga terdapat dalam biji2an (serealia) dan kacang-kacangan, seperti kacang kedelai, kacang kapri dan kacang merah (red kidney bean).  Sebesar 40% penyebab penghambatan pertumbuhan pada tikus percobaan yang diberi ransum kedelai mentah adalah antitripsin dan 60% penyebab lainnya adalah rendahnya daya cerna protein kedelai yang belum terdenaturasi dan faktor antinutrisi lainnya termasuk diantaranya adalah hemaglutinin.

Mekanisme dan pengaruh bagi tubuh :
Hemaglutinin menyebabkan terhambatnya pertumbuhan. Efek negative ini berkaitan dengan beberapa kemampuan hemaglutinin menurunkan kemampuan sel untuk menyerap zat-zat gizi dari saluran pencernaan:
1)      Aglutinasi (penggumpalan) sel :  membentuk ikatan spesifik antara hemaglutinin dan gugus gula yang terdapat pada permukaan sel darah merah.
2)      Mengikat sisi reseptor spesifik dari permukaan sel epitelial usus, sehingga mempengaruhi penyerapan zat gizi melalui dinding usus yang menyebabkan penurunan daya cerna protein.
3)    Bereaksi dengan sel enterosit brush border usus bagian duodenal dan jejunal, sehingga menyebabkan terganggunya proses penyerapan zat gizi.
4)      Pengaruh hemaglutinin terhadap manusia masih sulit dideskripsikan sepanjang didasarkan pada hasil-hasil penelitian menggunakan hewan percobaan.

      Penanganan / cara penghilangan :
    Hemaglutinin akan hancur dengan pemanasan. Namun, apabila proses pemanasan tidak dilakukan dalam suhu dan waktu yang tidak maksimal maka inaktivasi total hemaglutinin tidak akan tercapai. Perendaman kacang-kacangan sebelum pemanasan juga mengurangi waktu pemanasan.

Ø  Saponin
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih, sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam larutan organik seperti eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir.
Hidrolisis saponin secara sempurna akan menghasilkan gula dan satu fraksi non-gula yang disebut sapogenin atau genin. Jumlah dan jenis gula-gula yang terdapat dalam saponin bervariasi, antara lain glukosa, galaktosa, arabinosa, ramnosa serta asam galakturonat dan glukoronat. Sapogenin dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sapogenin triterpenik dan steroidik. Saponin terdapat dalam kacang-kacangan seperti kc. kedelai, kc. kapri, kc. tanah dan buncis  dan ginseng.
  
Pengaruh negatif :
-     Mengikat oksigen air, sehingga kadar oksigen dalam air turun. Dapat menjadi racun kuat untuk  ikan dan amfibi. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin.
-     Hemolisis eritrosit, sehingga dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan.
-   Reaksi alergi. Peningkatan permeabilitas saluran pencernaan memungkinkan masuknya makromolekul seperti allergen..
-  Modifikasi transit dalam saluran pencernaan. Kerusakan struktur dan peningkatan turn over sel mukosa usus halus menyebabkan peningkatan kehilangan energi dan protein. Peningkatan kehilangan zat makanan merupakan sebagian penyebab penurunan pertumbuhan akibat saponin.

Pengaruh positif :
-   Menurunkan kolesterol plasma karena saponin mampu berikatan dengan kolesterol. Saponin yang masuk ke dalam saluran cerna tidak diserap oleh saluran pencernaan sehingga saponin beserta kolesterol yang terikat dapat keluar dari saluran cerna. Hal ini menyebabkan kadar kolesterol plasma dapat berkurang.
-     Mencegah jantung koroner
-   Pada hewan ruminansia, saponin dapat digunakan sebagai antiprotozoa, karena mampu berikatan dengan kolesterol pada sel membran protozoa sehingga menyebabkan membrondisis pada sel membrane protozoa. Saponin dapat beraktivitas sebagai adjuvant pada vaksin antiprotozoa yang nantinya mampu menghambat perkembangan sporozoit di dalam saluran pencernaan.

Penanganan / cara penghilangan :
Perendaman dalam air dan perebusan hingga keluar busa.

Ø  Fitat
Asam fitat adalah bentuk utama fosfor dalam biji tanaman. Senyawa ini sulit dicerna sehingga fosfor dalam fitat tidak dapat digunakan oleh tubuh. Masalah gizi lain yang dapat ditimbulkan oleh asam fitat adalah karena kemampuannya mengikat  kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe) dan seng (Zn) dan protein menjadi senyawa yang sukar larut. Hal ini menyebabkan mineral dan protein tidak dapat diserap tubuh atau nilai cernanya rendah. Fitat terkandung dalam sayuran, serealia, umbi-umbian dan kc. kedelai.
Peranan fitat dalam kesehatan yang dianggap positif adalah sebagai antioksidan dimana antioksidan dapat berfungsi menangkal adanya radikal bebas maupun senyawa non radikal yang dapat menimbulkan oksidasi pada biomolekuler seperti protein, karbohidrat, lipida, dam lain-lain. Di samping itu, diduga adanya inositol di dalam senyawa fitat dapat dijadikan sebagai sumber energi bagi atlet yang mengkonsumsi minuman suplemen kaya akan fitat.
  
Penanganan / cara penghilangan :
Pencucian, perebusan atau pemanasan. Tahap fermentasi dapat mengurangi, bahkan menghilangkan asam fitat, sehingga tempe dan kecap sudah tidak mengandung senyawa tersebut. Pemanasan pada suhu 100 C, pH 2 selama 24 jam dapat mengurangi kadar fitat sampai dengan 70%.

Ø  Oligosakarida penyebab flatulensi  
Oligosakarida adalah karbohidrat berbobot molekul rendah, terdiri dari tiga sampai 10 gugus gula sederhana (monosakarida). Contohnya adalah rafinosa, stakhiosa dan verbaskosa yang terdapat dalam bahan pangan nabati seperti kacang-kacangan (misalnya kedelai) dan beberapa jenis umbi-umbian (misalnya ubi jalar).

Efek negative :
Oligosakarida, termasuk yang disebut diatas (raffinosa, stakhiosa, dan verbaskosa) serta yang lainnya (laktulosa, galaktosil-sukrosa, galakosil-laktosa dan xylo-oligosakarida) tidak dapat dicerna dalam usus karena manusia tidak mempunyai enzim-enzim untuk mencernanya. Akibatnya olgosakarida tersebut tidak dapat diserap usus.
Selanjutnya oligosakarida akan difermentasi (digunakan sebagai sumber energi) oleh bakteri-bakteri yang terdapat dalam saluran pencernaan. Akibatnya akan terbentuk gas-gas seperti karbon dioksida, hydrogen dan sejumlah kecil metana. Gas-gas inilah yang akhirnya menumpuk dalam lambung dan menimbulkan flatulensi.
Flatulensi dianggap merupakan masalah yang cukup serius meskipun tidak berakibat toksik. Suatu peningkatan gas dalam rektum akan menimbulkan gejala patologis antara lain: sakit kepala, pusing, perubahan kecil pada mental, penurunan daya konsentrasi dan oedema kecil. Flatulensi juga bertanggung jawab pada timbulnya konstipasi intestinal serta diare.

Efek positif :
Sifatnya menyerupai serat pangan, sehingga tidak bisa diserap dalam usus kecil, yang pada gilirannya akan masuk ke usus besar. Selanjutnya akan difermentasi oleh bakteri-bakteri yang terdapat di sana dan untungnya, bakteri jahat tak menyukai zat gizi ini. Proses fermentasi ini akan mengubah komposisi flora usus. Bakteri yang menguntungkan yaitu bifidobakterium atau bakteri bifidus dan lactobacillus bertambah jumlahnya, sedangkan bakteri jahat atau yang merugikan seperti clostridium, coliform dan enterococci ditekan pertumbuhannya.
Keuntungan yang dapat diberikan oleh bakteri bifidus dari segi kesehatan dan gizi adalah : (1) mempertahankan keseimbangan mikroflora dalam usus agar tetap normal, (2) mempunyai kativitas anti karsinogen, (3) menurunkan kadar kolesterol dalam plasma darah, (4) mensintesisi vitamin B kompleks, dan (5) meningkatkan penyerapan kalsium oleh usus.

Penanganan / cara penghilangan :
Banyak usaha telah dikerjakan untuk menghilangkan oligosakarida flatulensi dari kacang-kacangan yang biasa dikonsumsi (terutama kacang kedelai) misalnya dengan cara perendaman dalam air, germinasi (perkecambahan) dan fermentasi (misalnya dalam pembuatan tempe). Bahkan ada juga yang berusaha menghilangkannya dengan bantuan enzim yang dihasilkan mikroba, misalnya pada pembuatan susu kedelai.


Ø  Oksalat
Oksalat dapat mengikat senyawa kalsium dan membentuk senyawa kompleks yang tidak larut. Pangan yang mengandung oksalat antara lain : sayuran berdaun hijau seperti bayam, peterseli, seledri dan sayuran lain seperti kacang buncis dan labu siam, kacang tanah, kacang mete dan almon, blueberry, blackberries, stroberi dan raspberry. Konsumsi pangan yang mengandung oksalat dapat mengurangi metabolisme kalsium. Akan tetapi, risiko terjadinya defiensi kalsium akibat mengkonsumsi pangan tersebut sangatlah rendah karena tubuh kita sangat efisien menggunakan senyawa kalsium.

Efek negative :
- Batu Ginjal :
Asam oksalat bersama dengan mineral kalsium dalam tubuh manusia membentuk senyawa yang tak larut dan tak dapat diserap tubuh. Senyawa ini berupa kristal seperti halnya jarum-jarum tajam yang menanamkan diri dalam jaringan dan dapat menyebabkan sakit luar biasa. Kalsium dan batu oksalat sebagai penyebab sekitar 80 persen penyakit batu ginjal pada orang dewasa.
Antara 10 sampai 15 persen oksalat ditemukan dalam urin seseorang yang memiliki batu kalsium oksalat. Batu oksalat dapat terbentuk dari makanan, sedangkan sisanya diperkirakan dibentuk oleh tubuh sendiri. Namun, batu ginjal terjadi bukan karena asupan oksalat semata, akan tetapi juga asupan protein, kalsium dan air yang turut berpengaruh pada pembentukan batu oksalat.
- Nyeri :
  Oksalat juga dapat menyebabkan masalah lain khususnya rasa sakit seperti fibromyalgia, nyeri vulva, nyeri panggul kronis dan beberapa sakit nyeri lainnya.

Penanganan / cara penghilangan :
Pemasakan tidak terlalu berpengaruh besar dalam mengurangi kandungan oksalat dalam makanan. Memasak sampai air mendidih hanya mengurangi 10-15 persen saja. Oleh karena itu, tidak perlu memasak sayuran terlalu lama hanya sekedar mengurangi kadar oksalat. Karena, cara masak seperti itu dapat berdampak langsung pada hilangnya vitamin dan nutrisi yang terkandung pada sayur.
Tubuh manusia memiliki kecenderungan untuk mengubah beberapa zat kimia lainnya seperti vitamin C menjadi oksalat. Rutin mengonsumsi probiotik dapat membantu menurunkan kadar oksalat. Asam laktat yang terkandung dalam probiotik dapat mengikat oksalat dan membantu mengurangi kadarnya dalam tubuh.

Ø  Senyawa polifenol
Sebagian besar kandungan polifenol sebenarnya bermanfaat sebagai antioksidan. Akan tetapi, polifenol juga dapat bersifat antinutrisi. Senyawa polifenol  tersebut akan membentuk kompleks dengan protein dan mineral sehingga daya cerna protein dan bioavailabilitas protein lisin, serta mineral turun. Senyawa ini terdapat dalam bagian akar, batang, daun, bunga, buah dan biji semua tanaman.

·         Tannin
Tanin merupakan salah satu senyawa polifenol yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan protein dan zat besi, sehingga menurunkan ketersediaan kedua zat gizi tersebut di dalam tubuh. Tanin terkandung dalam teh, lamtoro, cranberries, apel, anggur dan buah delima. Komponen inilah yang telah memberikan rasa pahit pada bahan pangan tersebut. Tanin adalah senyawa polifenol dari kelompok flavonoid yang berfungsi sebagai Antioksidan kuat, antiperadangan dan antikanker (anticarcinogenic). Tanin bermanfaat untuk mencegah oksidasi kolesterol LDL di dalam darah sehingga dapat mengurangi risiko stroke dan mencegah atau menetralisir efek radikal bebas.

Penanganan / cara penghilangan :
Tanin bersifat stabil terhadap pemanasan, tetapi sangat larut dalam air, sehingga dapat dihilangkan dengan cara pencucian.

·         Asam fenolat
Asam fenolat mudah teroksidasi menjadi radikal kuinon yang bersifat reaktif jika bereaksi dengan senyawa lain dalam bahan makanan lain yang menghasilkan proses browning enzimatik (produk warna coklat).

Penanganan / cara penghilangan :
Perendaman dalam air, perendaman larutan garam, blanching dan sulfurisasi (sulfit akan mencegah browning enzimatik)

Ø  Anti vitamin
 Subtansi alami atau sintetis yang menghambat penyerapan suatu vitamin dalam diet. Sebagian besar antivitamin bekerja dengan cara kompetisi langsung dengan vitamin. Sifat ini disebabkan karena rumus bangun kimiawi yang hampir sama, sehingga ada kompetisi antara vitamin dan anti-vitaminnya atau karena reaksi anti-vitamin dengan vitamin itu.
-        Anti thiamin
Antagonis thiamin (thiaminase) dapat merusak molekul thiamin, ditemukan pada banyak macam ikan segar terutama di limpa, hati, jantung dan usus, kerang, khamir, linseed, mustard . Juga pada tumbuh-tumbuhan seperti bracken fern (Pteridium aquillinum).
-        Anti Riboflavin
Kandungan hipoglisina dari ackec fruit menghambat aktivitas riboflavin yang menghambat pertumbuhan pd tikus percobaan.
-        Anti Niasin
Antagonis niasin diperkirakan ada pada jagung dan cantle (millet).Pada manusia dan binatang yang konsumsi utamanya terdiri dari jagung, menunjukkan gejala defisiensi niasin berupa pellagra.
-        Anti Piridoksin
Antagonis : linatine. Terdapat pada linseed (Limun usitatissimun) dan  biji flax tdp 1-amino D-prolin yg bergabung dg asam glutamat yang dpt menghambat piridoksin
-        Anti Biotin (Avidin)
Avidin merupakan zat anti gizi yang dapat mengikat biotin sehingga vitamin yang penting itu tidak lagi tersedia, meskipun demikian ini tidak menyebabkan kekurangan vitamin itu pada manusia. Hal ini disebabkan biotin banyak terdapat pada makanan-makanan biasa. Avidin mampu mengikat biotin, sehingga tak dapat diserap melalui pencernaan. Di samping itu ditemukan adanya penurunan kadar hemoglobin dan biotin dalam urine hingga sepersepuluh dari normal, serta kenaikan kadar kolesterol. Avidin terdapat pada albumin (putih telur) dengan pemanasan daya racun avidin akan hilang.


{  KOMPONEN TOKSIKAN
1)      Senyawa toksin alamiah
Adalah komponen non gizi alami dalam pangan yang bersifat racun/toksik dan beberapa di antaranya dapat menyebabkan kematian bagi yang mengkonsumsinya.

Ø Solanin
Solanin termasuk dalam famili solanaceae yang merupakan kelompok tanaman yang penting artinya bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah: kentang, tomat dan cabe. Akan tetapi banyak diantara tanaman ini yang mengandung glikoalkaloid yang dapat bersifat racun bagi yang mengonsumsinya. Hal ini disebabkan karena seringkali senyawa ini berada dalam konsentrasi yang tinggi, misalnya dalam kentang yang berwarna hijau atau pada tomat hijau yang masih muda. Hampir semua kasus keracunan yang pernah terjadi pada manusia disebabkan oleh glikoalkaloid yang terdapat pada kentang, yaitu α-solanin dan α-cakonin.

Ø Sianogenik Glukosida
Sianogenik glukosida merupakan salah satu bentuk sianida yang dalam jumlah kecil banyak tersebar luas dalam berbagai tanaman. Konsentrasi yang tinggi ditemukan di dalam rumput-rumputan tertentu, umbi-umbian dan kacangkacangan. Diantara tanaman sumber sianogenik glukosida yang banyak dikonsumsi manusia adalah ubi kayu, ubi jalar, jagung, sorgum, bambu (rebung), tebu, kacang-kacangan, biji almond, jeruk, appel, aprikot serta biji dari buah-buahan lainnya.
Diantara sekian banyak jenis sianogenik glukosida yang paling banyak terkait dengan toksisitas pada manusia hanya ada 4 (empat) jenis, yaitu: amigladin, dhurrin, linamarin dan lotaustralin. Amigladin diidentifikasi dari biji almond pahit dan biji buah-buahan lainnya. Dhurrin terdapat dalam sorgum dan rumput-rumputan lainnya. Linamarin (phaseoulunatin) dan lotaustralin (metillinamarin) adalah glukosida yang terdapat dalam kacang-kacangan, linseed (flax) dan ubi kayu.

Ø Gosipol
Pigmen gosipol termasuk senyawa polifenolik yang terdapat dalam tanaman genus Gossypium dan beberapa anggota ordo Malvales. Dalam tanaman kapas, pigmen ini terdapat di dalam pigment glands (kelenjar pigmen) yangdapat ditemukan baik pada daun, batang, akar maupun bijinya. Gosipol di dalam biji kapas biasanya diolah menjadi minyak biji kapas yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi, misalnya untuk dibuat menjadi salad oil, margarine dan shortening.

Ø Asam Amino Toksik : Mimosin
Mimosin adalah asam amino bebas yang terdapat dalam tanaman lamtoro (Leucaena leucocephala). Perhatian pada senyawa ini meningkat karena daun lamtoro banyak digunakan untuk pakan ternak sedangkan biji lamtoro banyak dikonsumsi oleh manusia, sementara itu mimosin yang terdapat dalam tanaman lamtoro bersifat toksik.

Ø Asam Amino Toksik : Asam jengkolat
Asam jengkolat terdapat dalam biji jengkol sekitar 1-2% (pada varietas Sumatera 3-4%). Keracunan akibat asam jengkolat disebut dengan jengkoleun. Faktor penyebabnya biasanya karena terlalu banyak mengonsumsinya, cara penyediaan/pengelolaan yang kurang tepat, dikonsumsi bersama pangan lain terutama yang bersifat asam, tingkat kepekaan seseorang, atau karena varietas.
Jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) dalam system pencernaan yang dibuang ke ginjal yang disebut jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7), asam jengkolat membentuk kristal tak larut. Kristal jengkolat berupa jarum-jarum halus tidak kasat mata, yang kedua ujungnya sangat tajamyang menusuk-nusuk dinding saluran kencing. Akibatnya, timbul rasa nyeri setiap kali kencing.Karena tusukan bertubi-tubi, saluran kencing akan mengerut. Bahkan bisa mengakibatkan perdarahan, sehingga air seni menjadi kemerahan bercampur darah.

Penanganan / cara penghilangan :
1. ibuat jengkol sepi: Jengkol sepi adalah jengkol yang telah dikecambahkan, yaitu dibuat dengan cara memendam biji jengkol dalam tanah pada kedalaman sekitar 10 cm dan disiram dengan air setiap hari selama 14 hari, supaya berkecambah.
2. Perebusan jengkol dalam larutan yang mengandung abu gosok (bass).
3. Pemasakan ataupun perebusan untuk mereduksi asam jengkolat secara signifikan. Perebusan berlangsung 6-7 jam sambil setiap kali dibuang buih-buihnya.
4.   Dibuat keripik jengkol.

Ø Glukosinolat
Glukosinolat disebut juga tioglukosida dan sebagian besar senyawa dari kelas ini dikenal dengan nama trivialnya, misalnya sinigrin, sinalbin dan progoitrin. Sebagian besar tanaman cruciferae mengandung glukosinolat, berasal dari sumber pangan dan bumbu termasuk diantaranya adalak kubis dan lobak yang apabila terhidrolisis akan menghasilkan flavor karakteristik tanaman tersebut.

2)      Senyawa toksin non alamiah
Merupakan faktor toksik dalam pangan atau makanan yang terbentuk akibat proses pengolahan karena bahan tambahan pangan kimiawi (food additives) yang ditambahkan selama proses pengolahan secara berlebihan serta akibat terjadinya reaksi antar molekul dalam bahan pangan yang dapat mengakibatkan terbentuknya senyawa toksik, seperti nitrosamin dan lisinolalanin. Senyawa toksin non alamiah lain antara lain Insektisida, fungisida, pestisida, mikotoksin, logam berat dll

Mengingat adanya efek menguntungkan yang dimiliki pangan di atas bagi tubuh, pangan tersebut masih perlu dikonsumsi untuk manfaat biologis tubuh yang lain. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah dengan cara memperhatikan penanganan dan tingkat konsumsinya yaitu dalam tingkat dosis aman serta tidak dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini dapat dicapai dengan cara makan makanan beragam dan seimbang. Selain itu juga memperhatikan cara mengkonsumsinya agar zat gizi bahan pangan dapat diserap tubuh dengan baik.

*semoga bermanfaat*



Sumber:
1) NS Palupi, FR Zakaria dan E Prangdimurti.  Modul e-Learning ENBP, Departemen Ilmu & Teknologi Pangan-Fateta-IPB 2007 : Topik 6 Metode Evaluasi Efek Negatif Komponen Non Gizi. (Online) 2007 (diakses 10 Desember 2012) dari (http://xa.yimg.com/kq/groups/20875559/783642276/name/TOPIK_6.pdf)
2)  Oligosakarida yang menyehatkan(http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_oligosakarida.php)
3) Asam fitat pada bahan pangan (http://alimyameen.blogspot.com/2008/11/asam-fitat-pada-bahan-pakan.html)
4)   Metode Evaluasi Efek Negatif Komponen Non Gizi: Komponen alami pangan yang dapat bersifat sebagai antinutrisi (http://xa.yimg.com/kq/groups/20875559/1361454264/name/Topik6-1ppt.pdf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar